NEO Pulsa Gram

JAKARTA - Smartphone BlackBerry dengan kehadiran versi OS terbarunya, BB10, diharapkan mampu meraup jumlah pengguna BB yang tinggi di Tanah Air. Konten maupun aplikasi yang ada di platform smartphone asal Kanada itu harus dikembangkan dengan cita rasa lokal.

Untuk mendukung hal itu, BlackBerry Innovation Center (BIC) yang didirikan sejak Oktober tahun lalu dan diresmikan di Institut Teknologi Bandung (ITB) mencoba untuk mewujudkan ekosistem berbasis aplikasi untuk dimanfaatkan secara lokal. BIC bekerjasama dengan Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan (LPIK) di ITB.

Suhono Harso Supangkat, Ketua LPIK ITB dan BIC ITB di Jakarta, Rabu (3/4/2013) mengatakan, untuk menjadi developer atau peneliti, tentu ada proses belajar. BIC ITB sebagai wadah bagi penelitian dan pengembangan serta training, menjalankan tiga program seperti beasiswa, pelatihan BlackBerry (developer), enterpreneurship (kewirausahaan).

Mahasiswa dari luar, penelitian pengembangn di training tentang teknologi informasi mobile computing. Ada 3 program, yakni beasiswa, pelatihan blackbery serta enterpreneurship.

Melalui pagelaran kompetisi mengembangkan aplikasi lokal, seperti Smart Mobile Ecosystem, pengembangan aplikasi lokal yang bermanfaat tersebut bisa direalisasikan.

"(Aplikasi atau konten) kalau di negara seperti Singapura cepat, Indonesia mulai dari mindset, memang (tampaknya) sudah jarang yang ingin ke PNS, melainkan menggeluti startup (mengembangkan aplikasi)," ungkap Suhono.

Meskipun tantangannya besar, tetapi minat untuk mengembangkan aplikasi lokal dirasanya sedang on-going atau naik. Untuk sumberdaya manusia, dinilainya cukup baik, terbukti baru-baru ini ada mahasiswa BIC ITB yang memenangkan kompetisi tingkat internasional, yang mendevelop aplikasi security.
 
Ia menjelaskan, Smart society merupakan komunitas antara sumber daya manusia atau alam dan bisa memanfaatkan, bisa berkomunikasi dan kolaborasi untuk kontribusinya terhadap masyarakat yang lebih baik. Contohnya, aplikasi tersebut dikembangkan untuk informasi pada bidang kesehatan.

Seperti informasi mengenai rumah sakit, jumlah obat yang tersedia dan lain-lain. "Sehingga, kita perlu merencanakan untuk mengembangkan aplikasi lokal semacam itu. Itu bisa kita kembangkan," terangnya.

Tidak hanya itu, aplikasi bisa dibuat untuk menginformasikan kemacetan jalan raya, informasi kuliner dan sebagainya. "Cita-cita kami (BIC ITB), bagaimana kami bisa membangun masyarakat yang smart. Kita membangun topik ekosistem yang smart. Itu selaras dengan apa yang diusahakan oleh blackberry. Ini akan jadi bisnis baru," jelasnya.

Menurutnya, aplikasi lokal ini akan sangat bermaanfaat, signifikan untuk masyarakat. "Manfaat ekonomi, asas membangun sesuatu yang baik. Ini teknologi yang bisa dikembangkan untuk kehidupan," pungkasnya.

Untuk model bisnis, ketika aplikasi telah terbuat dan bisa dimunculkan di BlackBerry Store. Maka, tergantung pada pihak developer, apakah ingin menjadikan aplikasi tersebut menjadi komersial berbayar atau gratis. (fmh)