Mencari 'Kartini' di Era ICT

Author: Shconer Design // Category:
Jakarta - Sosok Kartini memang telah lama tiada. Namun jiwa pahlawan dan kegigihan kartini diyakini takkan pernah mati, dan kerap menjadi penyemangat wanita-wanita Indonesia. Termasuk saat memasuki perkembangan dunia ICT saat ini.

Nah, hal inilah yang coba digalakkan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Sebagai rangkaian peringatan Hari Kartini, mereka membuat acara bertajuk 'Kartini Next Generation Award 2013'.

Kegiatan tersebut diselenggarakan untuk mengenang kembali perjuangan seorang perempuan Indonesia yang berpenampilan sederhana namun memiliki wawasan pemikiran yang berani dalam mengangkat harkat dan martabat kaum perempuan Indonesia.

Ini merupakan hajatan kali kedua sebagai wujud apresiasi kepada pelaku usaha perempuan dimana kesuksesannya tersebut didukung melalui optimalisasi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), khususnya internet, untuk mengembangkan usahanya baik itu promosi, penjualan maupun produksi.

Kepala Humas dan Pusat Informasi Kementerian Kominfo Gatot S. Dewa Broto mengatakan, kepedulian Kementerian Kominfo terhadap pemberdayaan perempuan dalam bidang TIK ini di antaranya dilatar belakangi oleh sejumlah fakta sebagaimana pertanyaan berikut.

Apakah proporsi peranan wanita dalam managemen direksi perusahaan telekomunikasi sudah seimbang dengan kaum pria? Apakah isu gender cukup merintangi wanita dalam meniti karier di bidang TIK?

Apakah wanita cukup hanya sebagai objek eksploitasi konten negatif di internet? Apakah wanita sudah memanfaatkan secara optimal informasi pendidikan, persalinan dan ide kreatif serta sejumlah informasi lain yang konstruktif dari TIK?.

"Atas dasar kondisi itulah, Kementerian Kominfo pada tahun 2012 pernah meneruskan imbauan International Telecommunication Union (ITU) kepada para pemangku kepentingan di bidang TIK untuk mempromosikan kegiatan-kegiatan yang mendorong penggunaan TIK dalam memperkuat pemberdayaan perempuan," lanjut Gatot.

Bahkan sampai menganggap pentingnya concern tersebut, ITU sampai pernah merayakan 'Girls in ICT Day' setiap bulan April sejak tahun 2012.

"Girls in ICT Day mendorong negara-negara anggota ITU untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang melibatkan anak-anak perempuan dengan TIK, seperti contohnya mengundang study tour ke perusahaan-perusahaan TIK atau kegiatan yang memperkenalkan kepada TIK," Gatot menambahkan.

Dalam konteks tersebut, visi Kementerian Kominfo untuk merealisasikan masyarakat informasi Indonesia adalah menjamin hak-hak untuk mendapat akses informasi serta kemampuan untuk memanfaatkannya.

Laporan Bank Dunia mengenai 'World Development Report 2012 on Gender Equality and Development' pernah mengungkapkan bahwa partisipasi kaum perempuan dalam kegiatan perekonomian nasional menunjukkan peningkatan yang pesat dan berkontribusi besar pada pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Laporan tersebut juga menyimpulkan adanya korelasi antara kesetaraan gender dengan laju dan meratanya pembangunan. TIK menjadi perangkat untuk memperkuat (empowering) pemberdayaan perempuan dengan mempermudah akses terhadap informasi yang mencerdaskan, meningkatkan kualitas sebagai tenaga kerja dan membuka berbagai kesempatan.

Seperti gayung bersambut, mengingat ITU sampai menempatkan tema perayaan World Telecommunication and Information Society Day (WSITD) 2012 dengan 'Women and Girls in ICT', dan juga berbekal kesuksesan acara serupa di Hari Kartini setahun lalu, maka Kementerian Kominfo berkomitmen menggelar 'Kartini Next Generation Award 2013' untuk menyebarluaskan upaya-upaya yang telah dilakukan oleh Indonesia secara global.

'Kartini Next Generation Award 2013' rencananya akan berlangsung pada 22 April 2012 di Hotel Bidakara Jakarta. Dan sepenuhnya diberikan kepada sejumlah perempuan yang telah mendedikasikan talentanya, baik untuk kemajuan bidang TIK di Indonesia maupun di sejumlah bidang lainnya dengan menggunakan TIK.

Pemberian penghargaan ini juga diharapkan bisa menjadi inspirasi bagi kaum perempuan untuk lebih kreatif, inovatif dan produktif lagi memanfaatkan kemajuan teknologi dalam kehidupan sehari-hari.

Pemberian penghargaan ini dilaksanakan melalui pendaftaran peserta secara online maupun rekomendasi dari berbagai kalangan dengan kriteria usia 20- 40 tahun, berwarga negara Indonesia dan memanfaatkan TIK dalam menjalankan aktivitasnya.

Dengan waktu cukup singkat, pendaftar mencapai 40 orang kandidat dari berbagai daerah, bahkan ada juga pendaftar dari Jerman, AS, Malaysia dan beberapa negara di kawasan Timur Tengah Arab dengan berbagai latar belakang dan profesi.

Penjurian dimulai dengan seleksi awal teradap para kandidat dan hasilnya kemudian terpilih 12 finalis dengan 4 kategori yaitu Inspiring Women in ICT for Education, Enterpreneur, Media Creative, Community Development.

Sebagai perbandingan, untuk tahun 2012, acara tersebut juga dirangkaikan dengan peresmian website ICT4W (ICT for Woman) dan pemberian apresiasi kepada Silvy Nurlita dari Batam, yang awalnya hanya bermodalkan Rp 2 juta namun kemudian dapat mengembangkan digital enterpreneur product dalam berjualan kue villa cake pisang. Kemudian juga kepada Suryani Aris dari duniabermain.com untuk kategori digital enterpreneur service.


(ash/ash)
Sumber : http://inet.detik.com/read/2013/04/21/120924/2226107/398/mencari-kartini-di-era-ict

0 Responses to "Mencari 'Kartini' di Era ICT"

Post a Comment