NEO Pulsa Gram

JAKARTA – Tahun lalu, malware yang menyerang perangkat mobile meningkat hingga 58 persen. Adapun, seluruh ancaman yang menyerang perangkat mobile tersebut bertujuan untuk mencuri informasi pengguna sebesar 32 persen, seperti alamat email dan nomor telefon.

Melalui pemaparan laporan ancaman keamanan internet (ISTR) volume 18 yang digelar Symantec, ada satu yang cukup mengejutkan, dimana jumlah peningkatan ini (malware), justru tidak memiliki hubungan dengan meningkatnya kerentanan perangkat mobile sebesar 30 persen.

Sebut saja iOS milik Apple yang diketahui memiliki kerentanan lebih besar, hanya menghadapi satu jenis ancaman pada sistem operasinya.

Sementara, Android yang tercatat memiliki sistem yang lebih aman, justru menghadapi lebih banyak ancaman pada sistem operasinya. Hal ini disebabkan pasar pangsa Android merupakan platform terbuka dan memiliki metode distribusi ganda.

Sehingga, Android lebih memungkinkan untuk mengirim aplikasi berbahaya. Dengan ini, pembuat malware akan menganggap sistem operasi robot hijau tersebut menjadi go-to platform bagi aksinya. Salah satu contoh malware yang pada perangkat ini adalah Android.Sumzand yang merupakan program malware aktif di Jepang.

Aplikasi ini menginfeksi perangkat mobile dengan cara mengirim link melalui email ke pengguna untuk di-download. Kemudian ketika pengguna meng-klik link tersebut, maka aplikasi akan mencuri informasi yang ada di daftar kontak pengguna. Setelah itu, penjahat cyber akan mengirim email ke seluruh kontak pengguna untuk membuka link yang sama.

“Begitulah cara kerja malware secara umum,” kata Regional Senior Director, Systems Engineering & Alliances, ASR, Symantec, Raymond Goh di Jakarta, Kamis (18/4/2013).
(amr)