Terhambat TKDN, WiMax Sulit Berkembang

Author: Shconer Design // Category:
Pontianak - Ekspansi jaringan 4G Wimax diakui sulit berkembang di Indonesia. Faktor utama yang dituding menghambat layanan pita lebar ini adalah kebijakan soal tingkat kandungan lokal dalam negeri (TKDN).

Menurut Duta Subagio Sarosa, Direktur PT Berca Hardayaperkasa, kebijakan TKDN sebenarnya bagus karena bisa meningkatkan pendapatan dalam negeri 10% hingga 15%. Namun sayangnya, kebijakan itu malah mendorong produksi perangkat CPE untuk modem WiMax jadi mahal dan sulit dijangkau masyarakat.

"Masalah TKDN sebenarnya kita setuju dengan semangatnya, tapi sekarang malah jadi membebani. Sementara CPE yang punya TKDN sangat terbatas. Manufakturnya sedikit, tingkat produksinya tidak kompetitif, dan membuat harga CPE jadi mahal," keluhnya pada detikINET di Pontianak, Kamis (11/4/2013).

Meski pada akhirnya Berca tetap bisa menggelar WiMax dengan brand WiGO setelah berhasil mendapatkan mitra produksi untuk pengadaan modem CPE seharga USD 85 hingga USD 100, namun tetap saja harga perangkat ini dinilai masih mahal. Ini yang menjadi penghambat ekspansi meski lisensi broadband wireless access (BWA) telah dikantungi sejak 2009.

"Belum kalau nanti kami mau minta CPE diproduksi lagi, sudah tidak bisa lagi ambil sedikit. Tidak bisa cuma pesan seribu unit, minimal harus order 50 ribu unit. Kalau begini kami yang kesulitan, ekosistem WiMax bisa tidak jalan. Tapi ini masih lumayan, saat kami masih di WiMax D harga CPE-nya saja USD 275, siapa yang mau beli?" sesal Duta.

Dalam kebijakan TKDN, pemerintah mewajibkan setiap perangkat CPE seperti modem harus memiliki kandungan lokal 30%. Sementara untuk base station seperti BTS, minimal 40%.

Untuk memenuhi 30% TKDN dari modem CPE, biasanya yang mampu dipenuhi oleh lokal cuma dari penyediaan casing, bungkus, baut, kertas, dan manual. Sementara untuk 40% TKDN BTS dari besi, power, stabilizer, dan amplifier.

"Kebijakan TKDN ini sebenarnya bagus, tapi sayangnya produsen lokal tidak mampu memenuhi tingginya permintaan dalam waktu cepat. Ini yang akhirnya jadi penghambat," ujar Said Hafidz, Head of Telematics Regulation Berca.

Berca yang mendapatkan lisensi BWA di 8 zona wilayah dengan spektrum 15 MHz dan 30 MHz mengalokasikan dana USD 500 juta untuk ekspansi WiMAX selama lima tahun dengan target meraih dua juta pelanggan selama tiga tahun ekspansi.

Perusahaan ini juga bekerja sama dengan empat vendor teknologi untuk penyediaan infrastruktur jaringan dan perangkat CPE modem, yakni PT Panggung Electric Citrabuana, PT Xirka Dama Persada-Huawei, PT Sanmina-SCI Batam, dan PT Len-Inti.

Sedangkan untuk akses backbone dan backhaul intercity, Berca dalam menggelar layanan 4G WiMax untuk WiGO menyewa jaringan dan bandwidth dari Indosat, Telkom, dan Indonesian Comnet Plus (ICON+).

(rou/ash)
Sumber : http://inet.detik.com/read/2013/04/11/122254/2217520/328/terhambat-tkdn-wimax-sulit-berkembang

0 Responses to "Terhambat TKDN, WiMax Sulit Berkembang"

Post a Comment