NEO Pulsa Gram

WASHINGTON - Laut Arktik (kutub utara) mengalami peningkatan asam lebih cepat akibat emisi karbondioksida (CO2). Ilmuwan dari Norwegia memonitor perubahan luas dalam kimia laut di wilayah Arktik.

Dilansir BBC, Senin (6/5/2013), ilmuwan Center for International Climate and Environmental Research mengatakan, bila saat ini emisi CO2 berhenti. Maka, diperlukan waktu hingga puluhan ribu tahun agar Samudera Arktik kembali ke tingkat pra-industri atau pulih dari tingkat keasaman tinggi.

Lebih lanjut peneliti mengungkapkan, tingkat asam laut yang tinggi di wilayah Arktik dapat mempengaruhi kehidupan ikan. Selain itu, perubahan besar dalam ekosistem laut juga bisa terpengaruh akibat tingginya asam laut tersebut.

Seperti diketahui bahwa emisi CO2 mampu membuat air menjadi asam (acid). Meskipun demikian, CO2 juga berperan untuk membuat planet menjadi hangat. CO2 dikenal mampu membuat lautan lebih asam ketika diserap dari udara.

Peneliti menjelaskan bahwa tingkat penyerapan semakin cepat apabila emisi CO2 ini menerpa air dengan suhu lebih rendah, seperti di Arktik. Selain itu, menurunnya es di musim panas turut andil dalam menaikkan tingkat permukaan laut, yang semakin mendekatkan air pada atmosfer CO2.

Tidak hanya itu, kondisi ini diperburuk dengan meningkatnya aliran air tawar dari sungai dan mencairnya es. Kondisi terparah ini menurut peneliti berada di Nordic Seas, yang mengalami proses pengasaman meluas dan cepat, khususnya di bagian permukaannya. (fmh)