NEO Pulsa Gram

JAKARTA - Banyak orang mengunjungi layanan pencarian untuk memperoleh informasi. Sebuah studi yang dilakukan menemukan layanan pencarian sekelas Google masih menyajikan hasil yang merujuk pada situs-situs yang terinfeks malware.

AV-TEST yang melakukan studi untuk empat layanan pencarian (Google, Bing, Yandex, dan Blekko) selama delapan belas bulan menemukan, dari 10 juta situs, Google setidaknya menunjukkan hasil pencarian ke situs malware. Sedangkan untuk Bing peneliti menemukan 1.285 malware pada 10 juta hasil pencarian. 

"Google mencapai hasil yang terbaik dalam penelitian ini diikuti oleh Bing. Fakta menunjukkan bahwa layanan pencarian milik Microsoft menampilkan hasil malware lebih banyak dari Google," papar perusahaan melaluli laporan 'An New AC-TEST Study: Search Engines as Malware Provides'. 

Dari 40 juta situs yang diuji, AV-TEST mengungkap 5.000 potensi malware.  Hasil ini merupakan segelintir hasil dari situs web yang terinfeksi. Perlu diingat, Google melayani dua hingga tiga miliar pencarian per hari, maka malware yang terinfeksi pada situs bisa saja semakin banyak.

Umumnya, situs yang terinfeksi menggunakan malware untuk menggempur kelemahan pada keamanan piranti lunak penggguna. Kerentanan biasa timbul karena versi peramban, add-ons, ekstensi, dan PDF yang usang. 

Karenanya, pengguna disarankan untuk mengurangi risiko tersebut dengan terus memastikan peramban dan komponen pendukung tetap gress. Ini dapat memastikan proteksi penuh agar Anda dapat menepis serangan ancaman malware.  (fmh)